HOME
- Details
- Written by: Administrator
- Category: Beranda
- Hits: 99
Pada hari Kamis, 30 Mei 2024 dilakukan pendandatangan bersama kerjasama antara Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) dengan Yayasan Bina Teruna Indonesia Bumi Cendrawasih (BINTERBUSIH) di Kampus II UNRIYO Jl Raya Tajem Km 1,5 Maguwowaharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Hadir dalam penandatanganan tersebut dari UNRIYO : Rektor UNRIYO, Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH, Sp.KKLP, Wakil Rektor dan Kepala Unit Kampus UNRIYO serta dari Yayasan BINTERBUSIH : Ketua Badan Pembina; Paulus Sudiyo, Ketua Yayasan; Pascalis Abner, S.E beserta Sekretaris, Koordinator Timja Mahasiswa dan Korwil Yogyakarta.
Disampaikan dalam sambutan Rektor UNRIYO bahwa tujuan kerjasama ini adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa asal Papua sebagai akses pendidikan tinggi dalam mengembangkan pendidikan yang lebih baik, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia Timur
- Details
- Written by: Administrator
- Category: Beranda
- Hits: 148
Hari ulang tahun (HUT) Yayasan Binterbusih diperingati setiap tanggal 12 Januari. Di tahun 2024 ini, Yayasan Binterbusih memperingati hari ulang tahunnya yang ke tiga puluh enam (36), di usianya yang ke tiga puluh enam ini Binterbusih mengangkat tema "Maju Bersama, Satu Harapan, Membangun Tanah Papua". Pada HUT ini, Yayasan Binterbusih mengadakan rekoleksi dan misa untuk seluruh karyawan. Rekoleksi dipimpin oleh Rektor Soegijapranata Catholic University, Dr. Ferdinandus Hindiarto S. Psi M.Si sedangkan misa dipimpin oleh Romo Yohanes Sunaryadi Pr.
Rekoleksi ini berbeda dari rekoleksi staf Yayasan Binterbusih pada beberapa tahun kebelakang. Jika biasanya rekoleksi dipimpin atau dibawakan oleh seorang romo, kali ini rekoleksi dipimpin oleh seorang rektor universitas swasta di Semarang. Kegiatan rekoleksi ini diawali dengan doa pembukaan, setelah doa kegiatan langsung disambung dengan rekoleksi. Dalam rekoleksi ini Tim dari Bp. Ferdinandus menekankan tentang keseimbangan antara kebahagiaan dan produktifitas dalam pekerjaan. Bp. Ferdi juga menekankan bahwa kebahagiaan bisa didapat dari keseimbangan dalam pemenuhan pleasure (kesenangan duniawi, jangka pendek) dan purpose (tujuan hidup, jangka panjang). Tim Bp. Ferdi menyimpulkan bahwa keseimbangan itu bukan dari waktu yang disempatkan untuk memenuhi salah satu aspek namun, bagaimana kedua aspek tersebut dapat melengkapi satu sama lain. "Jika ada hal yang tidak menyenangkan, jangan terlalu fokus pada itu, cari hal lain yang membuat pekerjaan menyenangkan dan jadikan itu semangat" tambahnya. Rekoleksi ini disambut dengan baik dan antusias oleh seluruh staf yang hadir dalam kegiatan ini.
Setelah rekoleksi, HUT Yayasan Binterbusih dilanjutkan dengan pemotongan kue dan tumpeng, foto bersama, sambutan Ketua Yayasan, dan makan siang bersama. "Terimakasih kepada semua semua yang sudah ambil bagian dalam HUT Yayasan Binterbusih ini, jangan berkecil hati bagi yang tidak dapat potongan roti, semoga nanti dapat potong-potongan roti yang lebih baik". Makan siang bersama sambil diiringi dengan hiburan musik oleh Verona Voice. Lalu, dilanjutkan dengan misa, Misa perayaan HUT Yayasan Binterbusih dipimpin oleh Romo Yohanes.
- Details
- Written by: Administrator
- Category: Beranda
- Hits: 239
Pendampingan Studi Yayasan Binterbusih kembali lagi diadakan untuk Mahasiswa Program Beasiswa YPMAK dengan tema 'Studi Sebagai Pondasi Masa Depan' pada tanggal 7 - 8 Oktober 2023 di Wisma Pratista, Bandung untuk kota studi Bandung yang diikuti 23 peserta, Wisma Banaran untuk kota studi Salatiga - Ungaran diikuti 45 peserta, dan di Griya Paseban untuk kota studi Semarang diikuti 27 peserta. Pada tanggal 14 - 15 Oktober 2023 kegiatan dengan tema dan materi yang sama dilaksanakan di University Hotel Yogyakarta untuk kota studi Yogyakarta dan diikuti 37 peserta serta Rumah Retret Syalom Batu, Malang untuk kota studi Malang dan Surabaya yang diikuti 29 peserta.
Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh peserta beasiswa. Dalam kegiatan pendampingan studi peserta dan Yayasan Binterbusih akan melihat sampai dimana perjalanan perkuliahan peserta beasiswa dengan menghitung berapa SKS yang sudah lulus, berapa sks yang tidak lulus, dan berapa sks lagi yang masih harus ditempuh, serta menghitung berapa lama lagi waktu studi yang harus ditempuh untuk menghabiskan sisa sks tersebut. Namun, sebelum masuk ke initi kegiatan diatas, peserta terlebih dahulu diajak berpikir tentang apa yang akan terjadi di masa setelah perkuliahan peserta. Peserta juga diajak untuk sama-sama berfikir tentang kondisi di Kab. Pegunungan Bintang sekarang, tantangan apa yang sedang terjadi dan tantangan apa yang akan terjadi saat para peserta ini lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Peserta juga diajak memikirkan apakah kita sudah mempersiapkan diri menghadapi masa setelah perkuliahan yaitu masa terjun ke masyarakat.
Dalam kegiatan ini banyak diskusi tentang Papua saat ini dari segi sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan ketenaga kerjaan. "Kita harus berani merelakan diri untuk pergi kekampung-kampung dan melayani masyarakat. Karna banyak orang tidak memperhatikan Pendidikan di kampung-kampung. Walaupun kita bukan guru kita harus punya hati untuk memperhaatikan masyarakat kampung. Dalam hal lapangan pekerjaan , bukan lapangan kerjanya yang kurang, namun skill kita yang kurang. Jadi, lapangan pekerjaan yang banyak itu kita tidak bisa ambil dan manfaatkan. Ada pemekaran atau tidak harus menyiapkan diri jadi orang yang berkualitas supaya besok beberapa tahun lagi bisa menjadi pemimpin yang baik."
Pada inti dari kegiatan ini peserta diminta menghitung dan mengisi form pemetaan akademik yang berisi : berapa SKS wajib, berapa SKS yang sudah lulus, berapa sks yang tidak lulus, dan berapa sks lagi yang masih harus ditempuh, serta menghitung berapa lama lagi waktu studi yang harus ditempuh untuk menghabiskan sisa sks, juga mengisi IP dan IPK semester lalu. Setelah mengisi form akademik peserta diminta membacakannya satu persatu sambil dikoreksi oleh pendamping jika ada kesalahan.
"setelah kita melihat realita di Papua, melihat masalah di Papua saat ini, melihat kita sekarang, lalu apa yang akan kita lakukan setelah ini untuk membuat pondasi, mempersiapkan diri di dunia kerja dan kemasyarakatan?" - pertanyaan diatas adalah dasar untuk membuat komitmen peserta dan sekaligus menjadi penutup kegiatan tersebut.
- Details
- Written by: Administrator
- Category: Beranda
- Hits: 208
Pendampingan Studi Yayasan Binterbusih kembali lagi diadakan untuk Mahasiswa Beasiswa Pemda Kab. Pegunungan Bintang dengan tema 'Studi Sebagai Pondasi Masa Depan' pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 2023. Kegiatan ini diadakan di dua tempat yaitu di Griya Kinasih Kaliurang dan Wisma KSED Bandungan. Kegiatan di Griya Kinasih diikuti oleh 18 mahasiswa kota studi Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali, sedangkan di Wisma KSED Bandungan diikuti oleh 29 peserta dari kota studi Semarang, Salatiga, Bandung, dan Jakarta.
Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh peserta beasiswa. Dalam kegiatan pendampingan studi peserta dan Yayasan Binterbusih akan melihat sampai dimana perjalanan perkuliahan peserta beasiswa dengan menghitung berapa SKS yang sudah lulus, berapa sks yang tidak lulus, dan berapa sks lagi yang masih harus ditempuh, serta menghitung berapa lama lagi waktu studi yang harus ditempuh untuk menghabiskan sisa sks tersebut. Namun, sebelum masuk ke initi kegiatan diatas, peserta terlebih dahulu diajak berpikir tentang apa yang akan terjadi di masa setelah perkuliahan peserta. Peserta juga diajak untuk sama-sama berfikir tentang kondisi di Kab. Pegunungan Bintang sekarang, tantangan apa yang sedang terjadi dan tantangan apa yang akan terjadi saat para peserta ini lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Peserta juga diajak memikirkan apakah kita sudah mempersiapkan diri menghadapi masa setelah perkuliahan yaitu masa terjun ke masyarakat.
Dalam kegiatan ini, benyak masalah Papua saat ini yang didiskusikan contahnya, dalam hal kesehatan hari ini di Kab. Pegunungan Bintang tenaga kesehatan sangat kurang, ada yg sudah dikontrak namun pekerja tersebut tinggal di tempat lain (jayapura) sehingga tidak siap untuk mengabdi pada masyarakat. Akses menuju distrik-distrik juga masih susah untuk dijangkau. Dalam beberapa kasus di daerah pedalaman kesusahan untuk membawa pasien ke oksibil.
Dalam hal Pendidikan, semua orang tua percaya pada sekolah namun Pendidikan di Papua belum mampu memenuhi yang seperti diharapkan. Fasilitas sulit, guru kurang kualitas, guru kurang jumlah. Pendidikan yang dharapkan menjadi ujung tombak, malah menjadi tantangan baru. Dalam hal kesehatan, mengalami persoalan sama halnya dengan Pendidikan. Banyak ibu hamil namun setelah lahir bayinya meninggal. Pemerintah sudah mulai memprioritaskan tenaga kesehatan dan tenaga Pendidikan dengan beasiswa.
Pada akhir kegiatan Bp. Dolfinus dari Tim Pembinaan Yayasan Binterbusih menyampaikan, Apa yang kita diskusikan di tempat ini harus dilanjutkan di tempat-tempat lain, sehingga setiap pribadi nanti akan punya pengetahuan yang sama dan kuat tentang permasalahan di Papua dan membangun dirinya menjadi lebih kuat. Pribadi-pribadi harus kuat supaya pada saat nanti dalam pengambilan keputusan punya jalan yang sama.